Teknologi informatika? hemmm mungkin sebagian besar dari kalian itu sudah tau apa itu TI? ini dia rincian rincian nya
Secara umum, program TIK di Depdiknas dimulai pada tahun 1999 melalui program Jaringan Internet (Jarnet), yang selanjutnya secara berturut-turut dikembangkan program Jaringan Informasi Sekolah (JIS), Wide Area Network (WAN) Kota, Information and Communication Technology Center (ICT Center), Jejaring Pendidikan Nasional (Jardiknas), dan untuk ke depan akan dikembangkan South East Asia Education Network (SEA EduNet).Seluruh program disusun dengan target yang jelas dan berkesinambungan, sehingga pengembangan infrastruktur teknologi informasi dan komunikasi di Indonesia dapat menjadi bagian dari infratruktur dunia. Infrastruktur ini juga dibarengi dengan pengembangan SDM yang sesuai, sehingga perangkat yang dikembangkan tidak menjadi tumpukan barang bekas yang tanpa makna. Diharapkan ke depan, pengembangan infratruktur tidak berhenti sampai pada level Asia Tenggara, tetapi mampu diperluas hingga ke level Asia dan Dunia. Hal ini akan menjadikan Indonesia sejajar dengan bangsa-bangsa lain dalam pemanfaatan dan pengembangan infrastruktur telkonologi informasi dan komunikasi dalam dunia pendidikan.
Secara umum, program TIK di Depdiknas dimulai pada tahun 1999 melalui program Jaringan Internet (Jarnet), yang selanjutnya secara berturut-turut dikembangkan program Jaringan Informasi Sekolah (JIS), Wide Area Network (WAN) Kota, Information and Communication Technology Center (ICT Center), Jejaring Pendidikan Nasional (Jardiknas), dan untuk ke depan akan dikembangkan South East Asia Education Network (SEA EduNet).Seluruh program disusun dengan target yang jelas dan berkesinambungan, sehingga pengembangan infrastruktur teknologi informasi dan komunikasi di Indonesia dapat menjadi bagian dari infratruktur dunia. Infrastruktur ini juga dibarengi dengan pengembangan SDM yang sesuai, sehingga perangkat yang dikembangkan tidak menjadi tumpukan barang bekas yang tanpa makna. Diharapkan ke depan, pengembangan infratruktur tidak berhenti sampai pada level Asia Tenggara, tetapi mampu diperluas hingga ke level Asia dan Dunia. Hal ini akan menjadikan Indonesia sejajar dengan bangsa-bangsa lain dalam pemanfaatan dan pengembangan infrastruktur telkonologi informasi dan komunikasi dalam dunia pendidikan.
Sebelum tahun 1999 sebenarnya secara parsial Departemen Pendidikan  Nasional telah banyak melaksanakan kegiatan-kegiatan maupun menjalankan  program yang berhubungan dengan Teknologi Informasi dan Komunikasi  (TIK), utamanya untuk sarana komunikasi antar institusi dan otomatisasi  pendataan. Beberapa diantaranya adalah pembuatan mailing list untuk  komunikasi langsung antara pusat dengan daerah, menggalakkan pembuatan  web site bagi sekolah untuk penyebaran informasi bagi sekolah tersebut  serta penyusunan berbagai program pendataan berbasis TIK.
Namun, untuk pengembangan infrastruktur secara nasional dan dalam  jumlah besar dilaksanakan oleh  Direktorat Pendidikan  Menengah Kejuruan (Dikmenjur) pada tahun 2000 dalam sebuah program yang   disebut dengan Jaringan Internet atau Jarnet.
Latar belakang program ini adalah untuk mendukung pemercepatan  internetisasi sekolah-sekolah di Indonesia khususnya pada Sekolah  Menengah Kejuruan atau SMK. Hal ini karena SMK mulai diwajibkan untuk  memiliki alamat email dan juga diminta untuk memiliki web site untuk  sarana promosi sekolah masing-masing. Hal ini ditandai dengan  perkembangan mailing list Dikmenjur yang pada awalnya hanya  memiliki 2 orang anggota dan saat ini telah memiliki 5700 anggota dengan  rata-rata komunikasi sebesar 600 email per-bulan.
Tujuan: 
- Mempercepat pelaksanaan Internetisasi di SMK Negeri dan Swasta.
 - Meningkatkan komunitas antar SMK.
 - Mengoptimalkan penggunaan sarana dan prasarana yang dimiliki.
 - Menyediakan sarana mendapatkan informasi terkini dan media pembelajaran bagi warga sekolah dan masyarakat umum.
 - Menyediakan media promosi sekolah dalam rangka peningkatan minat/animo masyarakat terhadap SMK.
 - Menjadikan jarnet bagian dari unit produksi agar mengembangkan warnet di sekolah.
 
Dengan demikian bantuan Jarnet di sekolah selain untuk memperkenalkan  pemanfaatan teknologi informasi kepada segenap warga sekolah, juga  untuk memberi dorongan agar sekolah dapat meningkatkan kinerjanya dengan  mendayagunakan komputer yang ada, serta memperkenalkan Internet sebagai  sarana mencari informasi dan sarana komunikasi yang efektif dan  efisien.
Bantuan Jarnet ini dimaksudkan agar digunakan untuk pengadaan  peralatan dan pelatihan pemasangan jaringan lokal (LAN) di sekolah. 
Program pengembangan Jaringan Internet diperuntukkan bagi semua SMK  Negeri/ Swasta di Kabupaten/Kota. Sampai dengan tahun 2003 terdapat 744  SMK yang sudah memiliki jaringan Internet melalui program Jarnet ini. 
Jaringan Informasi Sekolah (2001 – 2002)
Senyampang dengan mulai menjamurnya kebutuhan terhadap internet yang  diakibatkan oleh program  Jarnet, maka kebutuhan  infrastruktur dan sarana komunikasi juga semakin meningkat. Khusus  mengenai infrastruktur, sebagian besar sekolah yang ada di kabupaten dan  kota hanya memiliki  komputer yang memiliki spesifikasi  yang amat rendah. Bahkan banyak yang tidak memiliki harddisk.
Namun, karena minat yang amat tinggi, mereka juga berkeinginan untuk  memiliki jaringan yang  terhubung dengan internet. 
Pada tahun 2001, pengembangan program cloning sedang marak  dimana-mana, yaitu memanfaatkan 1  komputer yang memiliki  kapasitas besar dan dibagi ke komputer-komputer lainnya melalui sistem   jaringan. Sehingga sekolah tidak perlu membeli banyak komputer  lagi, namun cukup membeli 1 komputer yang berkapasitas besar. Namun,  pengetahuan ini masih amat terbatas, karena dibeberapa tempat menjadi  sebuah lahan bisnis yang menggiurkan dan ditawarkan dengan harga yang  cukup tinggi.
Oleh Depdiknas, program ini kemudian dipelajari dan disebarluaskan ke  seluruh propinsi agar dapat diterapkan di sekolah-sekolah.
Disisi lain, perkembangan TIK yang cukup pesat membutuhkan SDM yang  handal, juga membutuhkan sarana komunikasi dan diskusi bagi penggiat TIK  di satu daerah, agar para guru yang memiliki hobi  yang  sama dapat berkumpul secara teratur setiap bulan untuk saling berbagi  informasi dan pengetahuan di dalam bidang TIK. Untuk berkumpul ini juga  dibutuhkan sebuah lokasi yang representatif, yang memiliki sarana dan  prasarana dalam bidang TIK serta dapat dijadikan sebuah sekretariat.
Dengan dasar inilah, Depdiknas pusat mencoba untuk memacu hal  tersebut dengan “memberikan kail” berupa bantuan untuk pelatihan awal  dan merangsang pembentukan sekretariat TIK di masing-masing  kabupaten/kota.
Program inilah yang disebut dengan Jaringan Informasi Sekolah atau  disingkat JIS.
Mengapa disebut dengan Jaringan Informasi Sekolah ? Karena diharapkan  fungsi utama dari prgoram ini adalah untuk menjaring seluruh sekolah di  dalam satu wilayah agar saling berbagi informasi,  khususnya  dalam bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi.
Peserta JIS ini tidak terbatas kepada SMK saja, namun diikuti oleh  seluruh SLTA di daerah tersebut, SLTP dan beberapa SD. Syarat utama  untuk ikut di dalam JIS adalah memiliki minat terhadap TIK
Hasil yang diharapkan:
- Terbentuknya Jaringan Informasi Sekolah di Kabupaten/Kota
 - Terbentuknya Jaringan Lokal (Local Area Network) di masing-masing sekolah yang menjadi peserta pelatihan
 - Tersosialisasikannya informasi mengenai program cloning PC, sehingga bagi sekolah yang memiliki komputer dengan spesifikasi rendah, tetap dapat dimanfaatkan untuk aplikasi perkantoran atau untuk internet
 
Hingga tahun 2003, telah terbentuk 154 JIS di seluruh Indonesia. Ini  merupakan embrio pengembangan SDM untuk program TIK yang sejak program  ini digulirkan menjadi lebih cepat lagi pengembangannya
 Wide Area Notwork (WAN) Kota (2002-2003) Perkembangan kebutuhan akan TIK sejak bergulirnya program Jarnet dan  JIS semakin besar, utamanya kebutuhan terhadap koneksi internet yang  digunakan untuk mempercepat proses pengiriman data dan informasi dari  daerah ke pusat serta untuk proses pembelajaran.
Namun disisi lain, harga internet di Indonesia yang masih amat mahal  menjadi pemikiran utama dari sekolah-sekolah tersebut. Untuk bisa  membiayai operasional sehari-hari saja masih amat sulit, apalagi harus  menyisihkan dana setiap bulan untuk biaya internet.

(Gambar 1. Sistem Jaringan WAN Kota)
Berdasarkan pemikiran tersebut, maka dikembangkanlah program WAN  Kota, yang mencoba menghubungkan jaringan lokal di semua sekolah yang  berada pada satu wilayah dan kemudian memasang koeksi internet pada  salah satu simpul di daerah tersebut. Hal ini akan mengakibatkan biaya  internet yang seharusnya hanya diatnggung oleh satu sekolah menjadi  tanggungan bersama. Ini akan meringankan dan memudahkan sekolah-sekolah  tersebut untuk turut serta menikmati koneksi internet.
Secara umum, fungsi dan manfaat program WAN Kota adalah:
- wahana berbagi (sharing) sumber daya data, informasi, dan program pendidikan;
 - media komunikasi berbasis web atau multimedia antar lembaga pendidikan yang dibangun, dikelola, dan dikembangkan secar mandiri, kolektif, dan sistematis oleh semua lembaga pendidikan yang terlibat di dalam jejaring tersebut;
 - infrastruktur pemelajaran jarak jauh (e-learning) dan pelayanan pemerintahan (e-government);
 - sumber informasi dan komunikasi antar sekolah (SLTP, SMU dan SMK);
 - pusat penyimpanan (server) modul pembelajaran;
 - pusat pelatihan teknologi informasi dan komunikasi bagi masyarakat sekitarnya;
 - digital library (perpustakaan berbasis komputer) yang dapat diakses semua sekolah di Kabupaten/Kota.
 
Inherent (2006 – 2007) 
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi juga turut menggeliat di dalam  pengembangan TIK dan tidak kalah dengan Direktorat Jenderal Pendidikan  Dasar dan Menengah. Sebenarnya, sejak tahun 90-an, sudah banyak  perguruan tinggi yang secara parsial maupun kelompok kecil telah  mengembangkan infrastruktur TIK di kampus masing-masing. Yang amat  terkenal adalah ITB dengan berbagai risetnya untuk bidang internet dan  jaringan lokal.
Secara nasional, infrastruktur yang dibangun untuk menghubungkan  seluruh perguruan tinggi dibangun pada tahun 2006, dalam bentuk program  Indonesian Higher Education Network atau Inherent.
Program INHERENT menghubungkan 32 perguruan tinggi sebagai backbone  utama dimana perguruan tinggi lainnya dapat terhubung ke PT backbone  tersebut apabila hendak terhubung dalam satu sistem jaringan.

(Gambar 2. Sistem Jaringan INHERENT)
Karena tujuan utama dari sistem ini adalah untuk riset dan  pengembangan, maka jalur data yang disiapkan cukup besar, bahkan  mencapai 155 Mbps dengan link yang terkecil mencapai 2 Mbps.
Jejaring Pendidikan Nasional (2006 – sekarang) Program ICT Center dan WAN Kota yang dibangun hingga tahun 2006 telah  berhasil membangun jaringan lokal di dalam masing-masing kabupaten  kota, serta telah membentuk komunitas di dalam bidang TIK.
Selanjutnya, untuk menggabungkan seluruh ICT Center, WAN Kota dan  Institusi pendidikan lainnya di seluruh Indonesia, pada tahun 2006  dikembangkan program Jejaring Pendidikan Nasional atau Jardiknas.
Untuk memudahkan pengelolaan, Jardiknas dibagi atas 4 zona, yaitu  Zona Kantor Dinas dan Institusi, Zona Perguruan Tinggi, Zona Sekolah,  dan Zona Personal (Guru dan Siswa)

(Gambar 3. Sistem Jaringan Jardiknas)
Seluruh lokasi terhubung dengan teknologi MPLS dan dikelola oleh 3  NOC, dimana seluruh NOC dihubungkan dengan link internasional dan IIX  sebesar 200 Mbps.
Hingga akhir tahun 2007, telah terhubung 1.014 titik institusi dan  11.825 sekolah dengan Jardiknas.
Rencana pengembangan ke depan adalah mengintegrasikan jejaring yang  telah dibentuk di Indonesia dengan negara-negara tetangga, agar dapat  dilaksanakan sharing knowledge dengan lebih intensif. Hal ini bertujuan  agar seluruh institusi kita memiliki wawasan yang lebih mengglobal.
Salah satu teknologi yang saat ini sedang dijajaki oleh Depdiknas,  utamanya oleh institusi Southeast Asian Ministers of Education  Organization Regional Open Distance Learning Centre (SEAMOLEC) adalah  teknologi multicast, yang menggunakan perangkat parabola untuk  downstream dan teresterial untuk upstream.
Teknologi ini amat sesuai dengan kondisi geografis di Indonesia, yang  bergunung-gunung dan masih sulit dijangkau secara merata dengan koneksi  kabel.

(Gambar 4. Sistem Jaringan SEA  EduNet)
Jadi Kesimpulannya: 
Pengembangan Infrastruktur TIK pada Departemen Pendidikan  Nasonal  dilakukan secara bertahap dan berjenjang sesuai dengan perkembangan  teknologi dan kebutuhan lapangan.   Dengan pengembangan infrastruktur  ini maka pengelolaan pendidikan di Indonesia dapat lebih efektif dan  efisien.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar